Materi PAI Kelas 3 Semester Genap BAB VI

BAB VI. Sifat Mustahil Allah





A. Menyebutkan Sifat Mustahil Allah
  Sifat mustahil Allah adalah sifat yang tidak mungkin dimiliki Allah. Sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat wajib Allah. Misalnya, bila Allah wajib bersifat Wujud, mustahil Allah bersifat ‘Adam. Allah wajib bersifat Qidam, mustahil Allah bersifat Huduts. Sifat wajib Baqa’ kebalikannya sifat mustahil Fana’. Mukhalafatu lil-hawaditsi kebalikannya Mumatsalatu lil-hawaditsi, dan lain-lain. 
   Adapun sifat-sifat mustahil Allah seluruhnya adalah sebagai berikut: ‘Adam, Huduts, Fana’, Mumatsalatu lil-hawaditsi, Qiayamuhu bighairihi, Ta’addud, Ajzu, Karahah, Jahalah, Maut, Shummu, ‘Umyu, dan Bukmu. Sifat-sifat ini tidak mungkin dimiliki oleh Allah karena semuanya menunjukkan kelemahan. Sedangkan Allah adalah zat yang sempurna. Allah tidak mungkin memiliki kelemahan.

B. Arti Sifat-sifat Mustahil Allah
    Berikut ini adalah sifat-sifat mustahil allah.
1. Adam 
      Sifat mustahil Allah yang pertama adalah ‘Adam. ‘Adam artinya tidak ada. Mustahil Allah tidak ada. Kalau Allah tidak ada, lalu siapa yang mampu menciptakan alam dan seluruh isinya? Siapa yang dapat menggerakkan matahari, bumi, bulan, dan planet-planet lain? Tidak mungkin alam semesta tiba-tiba ada sendiri. Mustahil planet-planet itu dapat bergerak sendiri. Hanya Allah yang mampu mengadakan bumi, air, gunung, pohon, udara, dan juga diri kita.

2. Huduts 
   Huduts artinya baru. Mustahil Allah itu baru. Allah adalah zat yang paling dahulu ada. Tetapi keberadaan Allah tak ada permulaannya. Tidak seperti kita yang dahulu tidak ada sekarang menjadi ada setelah diciptakan Allah melalui kandungan ibu. Kita adalah makhluk yang baru. Sedangkan Allah bukan zat yang baru. Tidak mungkin Allah bersifat baru karena Dia-lah sang Pencipta.

3. Fana' 
   Fana’ artinya binasa. Mustahil Allah bersifat binasa. Keberadaan Allah tetap dan tidak akan berakhir. Sementara kita suatu saat akan binasa Pendidikan Agama Islam 3 SD Kelas III 93 atau meninggal. Binatang dan pepohonan akan mati. Alam dan seluruh isinya akan hancur. Oleh karena itu, dunia ini biasanya disebut ‘alam fana’. Yaitu alam yang suatu saat akan mengalami kehancuran. Kehancuran alam yang paling besar, yaitu kelak pada hari kiamat. Saat itu hanya Allah saja yang tinggal. Karena Allah tidak bersifat Fana’.

4. Mumatsalatu Lil-Hawaditsi 
    Mumatsalatu lil-hawaditsi artinya menyerupai semua makhluk. Allah tidak mungkin mirip dengan makhluk ciptaan-Nya. Allah tidak boleh digambar atau dibikin patung lalu disembah seolah-olah ia adalah Allah. Sebagai Pencipta, Allah tidak mungkin mirip dengan benda hasil ciptaanNya. Misalnya, seorang tukang kayu yang menciptakan bentuk kursi. Dia tentu tidak mirip dengan kursi yang dibuatnya.

5. Qiyamuhu Bighairihi 
   Qiyamuhu bighairihi artinya bergantung kepada yang lain. Tidak mungkin Allah tergantung kepada orang. Sedangkan patung yang dianggap tuhan oleh orang-orang jahiliyah tidak mampu berbuat apa-apa. Patung sangat tergantung kepada orang yang membuatnya. Oleh karena itu, manusia tidak layak menyembah patung. Kalau kita menyembah atau beribadah kepada Allah, bukan demi keuntungan Allah. Tetapi demi keuntungan kita sendiri agar mendapat ridha-Nya. Allah tetap menjadi Tuhan walaupun seandainya manusia tidak ada yang mau menyembah-Nya. Tetapi kalau kita tidak beribadah kepada Allah, kita sendiri yang akan merugi.

6.  Ta’addud
7.  Ajzu
8.  Karahah
9.  Jahalah
10. Maut
11. Shummu
12. Umyu
13. Bukmu

Untuk materi lebih lengkap materi kelas 3 Semester genap BAB VI bisa di download disini.

Share:

0 komentar